Monday, March 30, 2009

Sultan Saladin, Pahlawan Islam di Perang Salib


Dia dikenal sebagai raja, panglima perang yang jago strategi, pemimpin umat, dan sekaligus sosok yang santun dan penuh toleransi. Banyak manuskrip yang mencatat “Saladin Sang Raja Mesir” (Saladin, King of Egypt) sebagai simbol kekuasaan Eropa. Namanya tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Perang Salib yang membawa kejayaan Islam, namun tanpa menindas kaum Kristiani.

Sultan Saladin lahir dengan nama Salahidun Yusuf Ibn Ayyub di Tikrit, dekat Sungai Tigris dari sebuah keluarga Kurdi. Ia dikirim ke Damaskus, Suriah, untuk menimba ilmu. Selama sepuluh tahun ia berguru pada Nur ad-Din (Nureddin). Setelah berguru ilmu militer pada pamannya, seorang negarawan Seljuk dan pimpinan pasukan Shirkuh, ia dikirim ke Mesir untuk menghadang perlawanan Kalifah Fatimiyah tahun 1160. Ia sukses dengan misinya yang membuat pamannya duduk sebagai wakil di Mesir pada tahun yang sama. Saladin memperbaiki perekonomian Mesir, mengorganisasi ulang kekuatan militernya, dan mengikuti anjuran ayahnya untuk tidak memasuki area konflik dengan Nur ad Din. Sepeninggal Nur ad Din, barulah ia mulai serius memerangi kelompok Muslim sempalan dan pembrontak Kristen. Dia bergelar Sultan di Mesir dan menjadi pendiri Dinasti Ayyubi serta mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.

Terlibat dalam Perang Salib
Dalam dua kesempatan, tahun 1171 dan 1173, Saladin diinvasi Kerajaan Kristen Jerusalem. Nur ad Din saat ini berniat membalas serangan. Namun Saladin berpendapat bahwa mereka harus kuat terlebih dulu. Sepeninggal Nur ad Din, Saladin menjadi penguasa Damaskus. Ia menikahi janda Nur ad Din dan menaklukkan dua kota penting Aleppo dan Mosul yang dulu selalu gagal ditaklukkan Nuraddin. Namun ia menjadi penguasa yang bersahaja. Sedapatnya, ia selalu menghindari pertumpahan darah, apalagi darah warga sipil. Saat menaklukkan Aleppo, 22 Mei 1176, nyawanya nyaris melayang karena usaha pembunuhan. Ia melakukan konsolidasi di Suriah sambil sebisa mungkin menjaga agar jangan sampai tumpah perang dengan pasukan salib sebesar apapun provokasi dari pasukan salib. Misalnya, ia masih belum bereaksi saat Raynald of Chatillon mengusik aktivitas perdagangan dan perjalanan ibadah haji di Laut Merah, wilayah yang menurut Saladin harus selalu menjadi wilayah bebas. Puncaknya adalah saat penyerangan terhadap rombongan karavan jamaah haji tahun 1185. Saladin meradang.

Juli 1187, Saladin menyerang Kerajaan Jerusalem dan terlibat dalam pertempuran Hattin. Ia berhasil mengeksekusi Raynald dan rajanya, Guy of Lusignan. Dia kembali ke Jerusalem 2 Oktober 1187, 88 tahun setelah kaum Salib berkuasa. Berbagai medan pertempuran dilaluinya, dengan satu pesan yang sama kepada pasukannya; minimalkan pertumpahan darah, jangan melukai wanita dan anak-anak. Perang Salib III menelan biaya yang tak sedikit dari kubu Kristen. Inggris mengucurkan dana bantuan yang dikenal dengan istilah ‘Saladin Tithe’ (Zakat melawan Saladin). Dalam satu pertempuran, ia berhadap-hadapan dengan King Richard I dari Inggris di medan perang Arsuf tahun 1191. Di luar perkiraan kedua pasukan, Saladin dan King Richard I saling berjabat tangan dan menghormat satu sama lain. Bahkan saat tahu pimpinan pasukan musuhnya itu sakit, Saladin menawarkan bantuan seorang dokter terbaik yang dimiliki Damaskus. Begitu juga saat tahu Richard kehilangan kuda tunggangannya, ia memberikan dua ekor sebagai gantinya. Di medan itu, keduanya sepakat berdamai. Bahkan adik Richard dinikahkan dengan saudara Saladin.

Tak lama setelah kepergian Richard, Saladin wafat pada tahun 1193 di Damaskus. Saat kotak penyimpanan harta Saladin dibuka, ahli warisnya tidak menemukan cukup uang untuk membiayai pemakamanannya: ia selalu mendermakan hartanya kepada kaum yang membutuhkan. Kini makamnya menjadi salah satu tempat tujuan wisata utama di Suriah. Nama Saladin harum di seantero dunia hingga kini. Bukan hanya kalangan Muslim, kalangan non-Muslim juga sangat menghormatinya. Satu yang dicatat dalam buku-buku sejarah: ketika pasukan Salib menyembelih semua Muslimin yang ditemui saat mereka menaklukkan Jerusalem, Saladin memberikan amnesti dan kebebasan bagi kaum Katolik Roma begitu ia menaklukkan Jerusalem.

Sultan Saladin
1138: Lahir di Tikrit, Irak, sebagai putra dari pimpinan kaum Kurdi, Ayub.
1152: Mulai pekerja sebagai pelayan pimpinan Suriah, Nureddin.
1164: Mulai menunjukkan pekiawaiannya dalam bidang strategi militer dan dalam perang melawan pasukan Salib di Palestina.
1169: Saladin menjadi orang kedua dalam kepemimpinan militer Suriah setelah pamannya, Shirkuh. Shirkuh menjadi wakil di Mesir namun meninggal 2 bulan kemudian. Ia menggantikannya. Namun karena kurang ada respons dan dukungan dari penguasa, ia kembali ke Kairo yang menjadi puas kekuatan Dinasti Ayyub.
1171: Saladin menekan penguasa Fatimi dan menjadi pemimpin Mesir dengan dukungan kekhalifahan Abbasiah. Namun tidak seperti Nureddin yang ingin sesegera menggempur pasukan Kristen, ia cenderung lebih menahan diri. Inilah yang membuat hubungan antar keduanya merenggang.
1174: Nureddin meninggal. Saladin menyususn kekuatan.
1175: The Syrian Assassin leader Rashideddin’ s men made two attempts on the life of Saladin, the leader of the Ayyubids. The second time, the Assassin came so close that wounds were infliceted upon Saladin.
1176: Saladin besieges the fortress of Masyaf, the stronghold of Rashideddin. After some weeks, Saladin suddenly withdraws, and leaves the Assassins in peace for the rest of his life. It is believed that he was exposed to a threat of having his entire family murdered.
1183: Penaklukan kota di utara Suriah, Aleppo.
1186: Penaklukan Mosul di utara Irak.
1187: Dengan kekuatan baru, menyerang Kerajaan Latin Jerusalem dengan pertempuran sengit selama 3 bulan.
1189: Perang Salib III meluas di Palestina setelah Jerusalem di bawah kontrol Saladin. (Lihat Film Versi Hollywood : Kingdom of Heaven)
1192: Menandatangani perjanjian dengan King Richard I dari Inggris yang membagi wilayah pesisir untuk Kaum Kristen dan Jerusalem untuk Kaum Muslim.
4 Maret 1193: Meninggal di Damaskus tidak lama setelah jatuh sakit.

Sumber : http://saladinmania.wordpress.com/

Tokoh Katalis Kebangkitan Islam: Salahuddin Al-Ayyubi

Tokoh Saladin yang dipernakan oleh Ghassan Massoud pada "Kingdom of Heaven"

Sebelum melihat dengan baik siapa Saladin ini mari kita sama-sama menghaturkan sedekah al-Fatihah untuknya dan semoga satu hari nanti lahir seorang lagi Saladin baru untuk menyelamatkan kembali Palestina khususnya dan Islam pada umumnya. Amin.

Baru-baru ini, industri film barat telah berjaya memaparkan sebuah film bertajuk “The Kingdom of Heaven” yang menampilkan Orlando Bloom sebagai Balian of Ibelin. Sekalipun telah mendapat kritikan dahsyat dari sebagian besar masyarakat barat, film yang telah berjaya di peringkat “Box Office” ini merupakan satu-satunya film yang telah mengimbangi kedudukan Islam di tengah-tengah konflik Israel-Palestina dan kekeliruan di kalangan masyarakat antara bangsa mengenai Islam.

Film tersebut juga telah membuat generasi muda Melayu terpegun dengan kehebatan dan kemulian Salahuddin Al-Ayubi sebagai salah seorang tokoh Kebangkitan Islam.

Salahuddin Sebagai Tokoh Katalis Kebangkitan Islam

Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdis biasa. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada seorang pun yang menyangka sebelum dia menguasai Mesir dan menentang tentara Salib bahawa anak Kurdis ini suatu hari nanti akan merebut kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiah yang hebat. Dan tiada yang menyangka pencapaiannya sedemikian hebat sehingga menjadi contoh dalam memerangi kekufuran hingga hari ini.

Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat menyifatkan Salahuddin sebagai anak seorang gubernur yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satu pun tanda-tanda dia akan menjadi orang hebat di masa depan. Akan tetapi dia menunjukkan akhlak yang mulia.

Walau bagaimanapun Allah telah menakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika dia menjadi tentara Al-Malik Nuruddin, Sultan Aleppo, dia diperintahkan untuk pergi ke Mesir.

Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi’ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat pembunuhan (Bahauddin, 1234).

Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu” (Al-Baqarah:216)

Pertukaran Hidup Salahuddin Al-Ayubi

Ketika Salahuddin menguasai Mesir, dia tiba-tiba berubah. Dia yakin bahwa Allah telah mempertanggungjawabkan kepadanya satu tugas yang amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika dia tidak bersungguh-sungguh. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin memerintah Mesir dengan sebaik-baiknya. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah dia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya (Bahauddin,1234).

Bahkan Stanley Lane Poole (1914) telah menulis bahawa Salahuddin mengubah cara hidupnya ke hal-hal yang lebih keras. Dia bertambah wara’ dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Dia mengesampingkan corak hidup yang penuh kesenangan dan memilih corak hidup “Spartan” yang menjadi contoh kepada tentaranya. Dia mencurahkan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk menghalau orang kafir dari tanah air Islam.

Salahuddin pernah berkata, “Ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud menganugrahkan Palestina untukku.” Ini menyebabkan dia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan dia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.

Semangat Jihad Salahuddin Al-Ayubi

Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahawa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentara Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Dia sentiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tentaranya, mencari mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad.

Jika ada siapa pun yang berbicara kepadanya berkenaan jihad dia akan memberikan sepenuh perhatian. Sehubungan dengan ini dia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga. Siapa saja yang menggalakan jihad akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memerhatikannya akan dapat melihat apabila dia telah memuliakan jihad melawan tentara Salib (dikenal dengan istilah Crusaders) dia akan menumpahkan seluruh perhatiannya pada persiapan perang dan menaikkan semangat tentaranya.

Dalam medan peperangan dia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Dia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung lainnya untuk mengingatkan tentaranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Dia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang air mata ketika mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.

Ketika dia mengepung Acre dia hanya minum, itu pun selepas dipaksa oleh dokter peribadinya tanpa makan. Dokter itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga Senin karena dia tidak mau perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Bahauddin, 1234)

Peperangan Salib di Hittin

Perang Hittin: Titik balik jatuhnya Yerusalem ke tangan Islam pada 583H

Satu saat peperangan yang sengit terjadi antara tentara Salahuddin dengan tentara Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhirnya pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentara Salib kalah. Dalam peperangan ini Raja Kristen yang memerintah Palestina telah ditawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron dan beberapa orang ternama yang lain. Banyak pula tentara-tentara Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahawa dapat dilihat seorang tentara Islam telah membawa 30 orang tentara Kristen yang ditawannya sendiri diikat dengan tali kemah.

Mayat-mayat tentera Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembikai. Diperkirakan 30,000 tentara Kristen tewas dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari jauh.

Kecintaan Salahuddin Al-Ayubi kepada Islam

Peperangan Hittin telah melengkapi kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahawa Salahuddin berkemah di medan peperangan saat peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah kemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa ke hadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke kemahnya. Dipersilakan sang Raja duduk di dekatnya.

Kemudian dia bangun pergi ke hadapan Reginald lalu berkata, “Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika dia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika dia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad SAW atasnya”. Lalu dia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari kemah.

Raja Palestina ketika melihat adiknya dipancung, dia gemetar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata, “Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi”.

Tindakan Salahuddin adalah disebabkan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad S.A.W. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatat ketika jamaah haji dari Palestina diserang dianiaya tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya mengiba-iba supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan, “Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelematkan kamu”. Ketika dia mendengar berita ini dia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan tangannya sendiri apabila dia dapat menangkapnya.

Salahuddin Menawan Baitul Muqaddis

Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah bagi Salahuddin untuk menaklukan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatat bahawa Salahuddin sangat-sangat berniat untuk menaklukan Baitul Muqaddis hingga bukit pun akan menjadi bagian kecil yang membebani hatinya. Pada hari Jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra’ Mi’raj, Salahuddin telah memasuki lapangan suci tempat Rasulullah S.A.W. naik ke langit.

Dalam catatan Bahauddin dia menyatakan inilah kemenangan atas kemenangan. Ramai orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, pedagang dan orang-orang biasa datang merayakan gembira kemenangan ini. Kemudiannya ramai lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan selamat kepada Salahuddin. Boleh dikatakan hampir semua pembesar-pembesar datang. Gema “Allahhu Akbar” dan “Tiada tuhan melainkan Allah” telah memenuhi langit.

Setelah 90 tahun silam, saat itu shalat Jumaat telah dapat diadakan lagi di Baitul Muqaddid. Salib yang terpampang di ‘Dome of Rock’ telah diturunkan. Betapa hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.

Salahuddin yang Penyayang

Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristennya. Ahli sejarah Kristen pun mengakui hal ini. Lane-Poole mengesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya dari membalas dendam. Dia telah menuliskan bahwa Salahuddin telah menunjukkan ketinggian akhlaknya ketika orang-orang Kristen menyerah kalah. Tenteranya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hingga tidak terdengar orang-orang Kristen diperlakukan tidak baik.

Semua jalan keluar-masuk ke Baitul Muqaddis ditangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan dari orang-orang Kristen yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahwa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, “Adikku telah memberikan infak, Padri besar pun telah menderma. Sekarang giliranku pula”. Lalu dia memerintahkan pegawainya mengumumkan di jalan-jalan Jerusalem bahawa siapa pun yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka begitu ramailah orang berbondong-bondong keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga ke malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung harga tebusan mereka.

Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentara Kristen ketika menaklukan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahawa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu ‘tersumbat’ dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas cerobong dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencemarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik orang-orang Kristen apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddin.

Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem saja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka dia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.

Perang Salib Ketiga

Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristen pada tahun 1099 (490H) sementara yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian dia telah menguasai Baitul Muqaddis tanpa perlawanan. Kekalahan tentara Kristen ini telah menggemparkan seluruh dunia Kristen Barat. Maka bantuan dari Eropa telah kerahkan ke bumi Palestina.

Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristen seperti Fredrick Barbossa Raja Jerman, Richard The Lionheart RajaInggris, Philips Augustus Raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudara sepupunya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentara yang bersekutu sebesar itu.

Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi letih dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak setuju untuk membuat perjanjian di Ramala pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah penguasa Palestina seluruhnya kecuali wilayah Acra terletak di bawah pemerintahan Kristen. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.

Lane-Poole mencatat perjanjian ini sebagai berakhirnya Perang Suci yang telah berlajut selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Julai, 1187 M, tak satu inci pun tanah Palestina berada di tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramala pada bulan September, 1192 M, keseluruhannya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak merasa malu dengan perjanjian ini walaupun sebagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.

Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristen telah mengangkat senjata. Raja Inggris, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristen. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang datang dan sebagian pembesar-pembesar Kristen telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.

Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kriten yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyahkan kekuatan Salahuddin. Tentaranya mungkin telah jemu dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah mundur apabila diseru untuk mempertaruhkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tentaranya yang berada jauh di lembah Tigris di Irak mengeluh dengan tugas yang tiada henti-hentinya, tetapi ketaatan mereka tidak pernah terbagi lagi.

Bahkan dalam peperangan Arsuf, tentaranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang dapat memberikan kepercayaan kepada tentara-tentaranya dari Mesir, Mesopotamia, Syria, Kurds, Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana saja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan mulai peperangan pada tahun 1187 hingga berakhirnya pada tahun 1192.

Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin sentiasa bermusyawarah. Dia mempunyai majelis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketentaraan. Kadang-kadang majelis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majelis ini tak seorang pun yang mempunyai suara lebih berat yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama saja. Dalam majelis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentara, kadi, bendahara dan setiausaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apa pun perbincangan dan perdebatan dalam majelis itu, mereka tetap taat kepada Salahuddin.

Kematian Salahuddin Al-Ayubi

Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah stelah bersusah payah mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas dia jatuh sakit, dia menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja’afar seorang yang taat beragama telah diminta menemani Salahuddin di Istana supaya jika dia sedang menghadapi sakaratul maut, bacaan Qur’an dan syahadah dapat diperdengarkan kepadanya.

Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur’an. Pada saat itu Salahuddin selalu pingsan dan sadar sebentar. Apabila Syeikh Abu Jaafar membacakan ayat, “Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata” (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan denga nada yang gembira dia berkata, “Memang benar”. Selepas dia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Saat itu adalah sebelum subuh, 27 Safar.

Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika dia wafat. Tiada rumah-rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk upah mengebumikannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang untuk menanggung upah pemakaman ini. Bahkan kain kafan pun diberikan oleh seorang menterinya.

Salahuddin yang Taat Beragama

Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin mencatatkan tentang ketaatan Salahuddin. Satu hari dia berkata bahwa dia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Dia memang suka sembahyang berjemaah, bahkan ketika sakitnya dia akan memaksa dirinya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang ditetapkan oleh Rasulullah S.A.W., dia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika ada hal lain yang menyebabkannya tidak dapat sembahyang malam, dia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya sentiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga hari terakhir di mana dia telah sangat lemah dan selalu pingsan.

Tetapi dia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Dia tidak pernah membayar zakat kerana dia tidak mempunyai harta yang cukup nisab. Dia sangat murah hati dan akan menyedekahkah apa yang ada padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggakan ketika wafatnya dia hanya memiliki 47 dirham uang perak dan satu dinar uang emas. Dia tidak meninggalkan harta.

Bahauddin juga mencatat bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali karena dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun dia berpuasa hingga dokter menasihatkannya dengan tegas supaya berbuka. Lalu dia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, “Aku tak tahu bila ajal akan menemuiku”. Maka segera dia membayar fidyah.

Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin sangat ingin menunaikan haji ke Mekah tetapi dia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun wafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi-jadi tetapi takdir berkehendak lain. Dia sangat gemar mendengar bacaan Al-Qur’an. Dalam medan peperangan dia acap kali duduk mendengar bacaan Qur’an para pengawal yang dikunjunginya hingga 3 atau 4 juz’ semalam. Dia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya. Dia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah S.A.W. Dia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadist dibacakan. Apabila ulama hadist datang, dia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang dia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang dia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis-hadis dibacakan kepadanya.

Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah. Dia biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika dia berada di Jerusalem yang pada saat itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari kepungan tentara sekutu Kristen. Walaupun keadaan sangat mendesak dia enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim dingin. Bahaauddin mencatat, “Hanya aku dan Salahuddin saja pada saat itu. Dia menghabiskan waktu malam itu dengan bersembahyang dan munajat.

Pada tengah malam saya minta supaya dia beristirahat tetapi jawabnya, “Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak”. Saat hampir subuh aku pun bangun dan pergi mendapatkannya. Aku dapati dia sedang membasuh tangannya. “Aku tidak tidur semalam” katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, “Kau bermunajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya”. Lalu dia bertanya, “Apa yang perlu ku lakukan?”

Aku menjawab, hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan diam-diam. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat Rasulullah S.A.W. pernah sembahyang sebelum mi’raj dahulu. Aku pernah membaca hadis doa yang dibuat di tempat itu adalah mustajab. Oleh karena itu kau bermunajatlah kepada Allah dengan ucapan “Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala perbekalanku. Kini aku mohon pertolongan-Mu. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau saja yang dapat menolongku dalam keadaan yang genting ini”

Aku berkata kepadanya, “Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu”. Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencecah bumi sambil menangis hingga air matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang didoakannya tetapi aku melihat tanda-tanda doanya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perpecahan terjadi di antara musuh-musuh yang menyebabkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka kemah-kemah mereka dan berangkat ke Ramala pada hari Senin pagi”

Tingkah-laku Salahuddin Al-Ayubi

Siapa yang dekat dengannya mengatakan dia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatat bahwa dia telah memberikan waktu untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Selasa. Pada waktu tersebut ia disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang dapat berjumpa dengannya. Dia sendiri akan membacakan pengaduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada saat itu juga. Dia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi dia belum menyempurnakan maksud orang itu. Dalam saat yang sama dia sentiasa bertasbih kepada Allah.

Jika ada orang membuat pengaduan, dia akan mendengarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Suatu hari seorang lelaki telah membuat pengaduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendiri. Dengan segera dia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Pada saat yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak beralasan, dia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.

Dia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut, penyabar dan sangat benci ketidakadilan. Dia sentiasa mengabaikan kekhilafan-kekhilafan para pembantu dan khadamnya. Jika mereka melakukan kesalahan yang memanaskan hatinya, dia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika dia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Dia meminta sehingga lima kali lalu berkata, “Aku hampir mati kehausan”. Dia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.

Pada yang lain dia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu dia meminta air dingin. Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air dingin itu terpercik kepadanya. Disebabkan dia belum benar-benar sehat, dia merasa kedinginan tetapi dia hanya berkata kepada khadamnya, “Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku”. Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan Salahuddin terus memaafkannya.

Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru dikuasainya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika dia telah berjaya menawan bandar ‘Amad. Lalu seorang perwira tentara, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati dia memberikannya. Bahkan beberapa kali dia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharanya selalu merahasiakan baki uang simpanan untuk digunakan pada masa darurat.

Jika dia tahu, dia akan menyedekahkan kekayaan negara hingga habis. Salahuddin pernah mengatakan bahwa baginya uang dan debu sama saja. “Aku tahu”, kata Bahauddin, “Dia mengatakan dirinya”. Salahuddin tidak pernah membiarkan tamunya meninggalkannya tanpa hadiah atau barang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan dia menyambutnya dengan tangan terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin sentiasa mengirimkan es dan buah-buahan kepada Richard the Lionheart, musuh beratnya, ketika Raja Inggris itu jatuh sakit.

Hatinya memang sangat lembut hingga dia sangat mudah tersentuh apabila melihat orang lain dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristen datang mengadu kehilangan bayinya. Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari kemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan dia telah diberitahu bahwa hanya Salahuddin saja yang bisa mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu dia pun turut menangis. Dia segera memerintahkan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendoakan kesejahteraan Salahuddin.

Bahauddin juga mencatat Salahuddin sangat belas kasihan kepada anak-anak yatim. Bila dia berjumpa anak-anak yatim dia akan mengusahakan supaya ada orang yang menjadi penjaga anak itu. Kadang-kadang dia sendiri yang akan menjaga dan membesarkan anak yatim yang ditemuinya. Dia juga sangat kasihan melihat orang tua atau yang berkurangan dan akan memberikan penjagaan yang khas kepada mereka apabila dia bertemu dengan orang seperti itu.

Kesungguhan dan Semangat Sallahuddin Al-Ayubi

Ketika mengepung negeri Acre, Bahauddin mencatat bahawa Salahuddin mengidap sakit berat yang menyebabkan beliau sangat susah untuk bangun. Meskipun demikian, dia keluar menunggang kudanya untuk memeriksa angkatan tentaranya. Bahauddin bertanya kepadanya bagaimana dia bisa menahan sakitnya. Maka Salahuddin menjawab, “Penyakit akan meninggalkanku apabila kamu menunggang kuda”.

Pada saat yang lain dia sebenarnya dalam keadaan yang lemah akibat sakit tetapi dia pergi memburu musuh sepanjang malam. “Apabila dia sakit”, kata Bahauddin,” Aku dan dokter akan bersamanya sepanjang malam. Dia tidak dapat tidur akibat menahan sakit, tetapi apabila pagi menjelang, dia akan menunggang kuda untuk melawan musuh. Dia mengantar anak-anaknya ke medan perang sebelum memerintahkan orang lain berbuat demikian. Aku dan dokternya bersamanya sepanjang hari menunggang kuda hingga musuh mundur apabila senja menjelang. Dia hanya akan kembali ke kemah selepas memberikan arahan untuk penjagaan malam”.

Dalam kesungguhan, semangat dan ketahanan rasanya tak ada yang dapat menandingi Salahuddin. Kadang-kadang dia sediri pergi ke kawasan perkemahan tentara musuh bersama para pengintainya sekali bahkan dua kali sehari. Ketika berperang dia sendiri akan pergi menempuh celah-celah tentara musuh yang sedang marah. Dia sentiasa mengadakan pemeriksaan pada setiap tentaranya dan memberikan arahan kepada panglima-panglima tentaranya. Bahauddin mencatatkan satu kisah yang menunjukkan betapa beraninya Salahuddin.

Salahuddin diberitahu bahwa dia selalu mendengar bacaan hadis pada masa lapang bukannya ketika perang. Apabila mendengar hal ini dia segera mengarahkan supaya hadis-hadis dibacakan kepadanya ketika peperangan sedang berkecamuk dengan sengitnya.

Salahuddin tidak pernah gentar dengan ramainya tentara Salib yang datang untuk menentangnya. Dalam beberapa saat, tentara Salib berjumah sekitar 600,000 orang, tetapi Salahuddin menghadapinya dengan tentara yang jauh lebih sedikit. Berkat pertolongan Allah dia menang, membunuh banyak musuh dan membawa banyak tawanan.

Ketika mengepung Acre, pada satu petang lebih dari 70 kapal tentara musuh beserta senjata berat mendarat pada satu petang. Boleh dikatakan semua orang merasa gentar kecuali Salahuddin. Dalam satu peperangan yang sengit pada saat kepungan ini, serangan mendadak besar-besaran dari musuh itu telah menyebabkan tentara Islam kalang kabut. Tentara musuh telah mencapai kemah-kemah tentara Islam bahkan telah sampai ke kemah Salahuddin dan mencabut benderanya. Tetapi Salahuddin bertahan dengan teguhnya dan berjaya mengatur tentaranya kembali sehingga dia berjaya membalikkan kekalahan menjadi kemenangan. Musuh telah kalah dan mundur meninggalkan lebih kurang 7,000 mayat-mayat.

Bahauddin mencatat betapa besarnya cita-cita Salahuddin. Suatu hari Salahuddin pernah berkata kepadanya, “Aku hendak memberi tahu kamu apa yang ada dalam hatiku. Apabila Allah mentakdirkan seluruh tanah suci ini di bawah kekuasaanku, aku akan serahkan tanah-tanah kekuasaanku ini kepada anak-anakku, ku berikan arahan-arahanku yang terakhir lalu ku ucapkan selamat tinggal. Aku akan berlayar untuk menaklukkan pulau-pulau dan tanah-tanah. Aku tak akan meletakkan senjata ku selagi masih ada orang-orang kafir di atas muka bumi atau jika ajalku sampai.

Salahuddin Al-Ayubi Sebagai Ulama

Salahuddin memiliki dasar pengetahuan agama yang kokoh. Ia juga mengetahui setiap suku-suku kaum Arab dan adat-adat mereka. Bahkan dia mengetahui sifat-sifat kuda Arab walaupun dia sebenarnya orang Kurdi. Dia sangat gemar mengumpulkan pengetahuan dan kabar dari kawan-kawannya dan utusan-utusannya yang senantiasa berjalan dari satu penjuru ke satu penjuru negerinya. Di samping Qur’an ia juga banyak menghafal syair-syair Arab.

Lane-Poole juga menuliskan bahawa Salahuddin mempunyai pengetahuan yang dalam dan gemar untuk mendalami lagi bidang-bidang akidah, ilmu hadis serta sanad-sanad dan perawi-perawinya, syariah dan usul fiqih dan juga tafsir Qur’an.

Rujukan :
Bahauddin bin Shaddad. 1234M,632H.Al-Nawadir-I-Sultania: Sirat Salahuddin (Bin Nawadir-I-Sultania). Mesir (diterbitkan 1317h):31,32-33, 7,155 Poole S. L. 1914. Saladin. New York: 72, 99

Dipetik :
Biografi Salahuddin Al-Ayyubi oleh Abul Hassan Ali Nadwai Judul Asli : Saviors of Islamic Spirit.

Saturday, March 7, 2009

Demam Berdarah

Bila melihat dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura, mungkin warga Indonesia hanya bisa menggigit jari. Karena kedua negara itu sudah berhasil mencanangkan bebas demam berdarah (lihat: "Apa dan Bagaimana Demam Berdarah"). Keberhasilan itu, seperti dikatakan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Farid Anfasa Moeloek, didapat karena perhatian pemerintah terhadap masalah kesehatan lingkungan. Soal kesehatan lingkungan bahkan dimasukkan ke dalam peraturan, diantaranya berbunyi, “pemilik rumah yang terdapat jentik nyamuk akan dikenakan sanksi”. Apalagi kasus demam berdarah sudah menjadi perhatian internasional dengan jumlah kasusnya di seluruh dunia mencapai 50 juta pertahun. Tapi, di Indonesia tidak begitu mengalami perkembangan positif soal penyakit yang satu ini. Bahkan, hingga Maret 2004, sudah 12 provinsi yang dinyatakan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB).

Lagi-lagi, sistem pengelolaan kesehatan masyarakat yang dimiliki pemerintah Indonesia seakan tidak berjalan. Melulu, jika KLB sudah terjadi, barulah koordinasi antara rumah sakit, Puskesmas dan dinas kesehatan menjadi kambing hitam selain masyarakat sendiri yang dituduh tidak menjaga kesehatan lingkungannya. Lebih parahnya, dengan kondisi KLB pun, inisiatif rumah sakit yang seharusnya menjadi fasilitas sosial, harus menunggu aba-aba pemerintah untuk menerima pasien penyakit ini. Bila tidak, rumah sakit tentunya tetap menerapkan “yang punya uang yang bisa berobat”.

Ironisnya, pemerintah justru menerapkan pengawasan masyarakat lewat juru pemantau jentik “Jumantik” (notulen rapat tim penanggulangan KLB Demam Berdarah Dengue - 9 Maret 2004: http://www.ppmplp.depkes.go.id/images/m4_s1_i304_b.pdf), setelah jatuh ratusan korban jiwa meninggal dunia. Lalu apa yang dilakukan pemerintah selama ini (lihat “Demam Berdarah di Indonesia”)? Bayangkan, Departemen Kesehatan sudah mencatat 12.482 penderita DBD di 21 provinsi, 241 orang diantaranya meninggal dunia, hingga akhir Februari 2004. Bahkan, Provinsi DKI Jakarta –sebagai pusat negara, menempati peringkat tertinggi kasus: 4252 jumlah penderita, 47 orang diantaranya meninggal dunia.

Menurut Rita Kusriatuti dari Bagian Arbovirusasi Departemen Kesehatan, kejadian DBD 2004 dua kali lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. “Penyemprotan (fogging) secara massal bukanlah penyelesaian tepat. Nyamuk bertelur 200-400 butir perhari, disemprot lalu mati, tapi esoknya lahir nyamuk baru,” kata Rita.

Berbagai rumah sakit umum juga mengeluhkan minimnya dana untuk menampung para pasien DBD. Rumah Sakit Umum (RSU) Mataram, Nusa Tenggara Barat misalnya mengaku, anggaran dana Rp. 3 miliar untuk pasien miskin atau Program Kompensasi Pengganti Subsidi-BBM (PKPS-BBM) 2003, sudah habis. Sementara, dana PKPS-BBM 2004 belum turun. Alternatifnya, RSU Mataram menunggu dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2004 Provinsi NTB sebesar Rp. 400 juta. Karena dana itu juga belum turun, sistem rembers -diklaim kemudian hari- pun ditempuh. “Sambil menunggu dana dari pemerintah pusat turun -biasanya bulan Juli-, kita juga menunggu dana dari Pemprov NTB,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSU Mataram, dokter Wawang Orijanto. Di NTB, DB menyerang Kota Bima (59 orang), Kabupaten Bima (56 orang), Kota Mataram (46 orang), Kabupaten Lombok Timur (26 orang), Kabupaten Lombok Barat (26 orang) dan Kabupaten Lombok Tengah (3 orang).


Demam Berdarah di Indonesia
Sebenarnya, masyarakat Indonesia sudah tahu tanda-tanda dan cara penularan penyakit DBD, karena DBD masuk ke Indonesia sejak 36 tahun lalu. Pencegahannya pun sederhana saja dan tidak perlu teknologi tinggi seperti pada kasus SARS yang untuk memastikan penyakitnya perlu pemeriksaan laboratorium di Atlanta. Hanya saja, untuk memberantas DBD diperlukan langkah jelas dan sederhana dengan menumbuhkan perubahan sikap dan kesadaran semua pihak dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan jumlah penduduk besar, seharusnya masyarakat Indonesia bisa jadi kekuatan, tolong menolong dan bergotong royong membersihkan lingkungan. Bayangkan, hanya dengan langkah sederhana: pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan dengan kegiatan 3M, rantai penularan aedes aegypti sebagai penyebab DBD dapat diputus, sehingga tidak sampai menyebar luas. Tapi yang terjadi justru kita membuat serangan penyakit itu semakin membabi-buta, tanpa pertahanan dan perlawanan berarti. Berikut kita simak perjalanan satu tahun demam berdarah 2003-2004, sebagai gambarannya:
- Januari 2003: Jumlah penderita DBD menunjukkan kecenderungan meningkat. Dalam dua minggu, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, dan Rumah Sakit Pelni Petamburan, Jakarta Barat; jumlah pasien DBD 15 pasien.
- 11 Februari 2003: DBD mulai menyerang tiga warga Bogor. Total korban DBD menjadi 31 orang.
- 18 Desember 2003: 24 orang meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Majalengka
- 29 Desember 2003: Sebagian warga, terutama anak-anak, di hampir seluruh kecamatan di Tulungagung, terserang DBD. Sepanjang 2003, Palu, Sulawesi Tengah mencatat 184 kasus DBD dengan 12 orang di antaranya meninggal dunia.
- 3 Januari 2004: Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, jumlah korban tewas akibat DBD tiga orang.
- 20 Januari 2004: DBD mulai menyerang sejumlah Kabupaten di Madiun, Jawa Timur dengan jumlah penderita mencapai 22 orang.
- 28 Januari 2004: Jumlah korban DBD di Madiun mencapai 62 orang, sembilan diantaranya meninggal dunia. Padahal, pada 2001 dan 2002 tidak ada kasus kematian akibat DB. Sementara itu, pada 2003 hanya satu penderita DBD yang meninggal dunia.
- 12 Februari 2004: Di antara 290 unit alat fogging (penyemprotan/pengasapan) yang dimiliki Kabupaten Indramayu, hanya enam yang berfungsi. Selama kurun waktu 2003, jumlah kasus DBD yang terjadi di kabupaten Indramayu mencapai 1.120 kasus dengan 34 korban di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
- 17 Februari 2004: Pemerintah menganggarkan Rp. 150 miliar untuk menanggulangi DBD di berbagai daerah.
- 18 Februari 2004: Menteri Kesehatan Achmad Sujudi menyatakan kasus DBD di tanah air telah memenuhi kriteria KLB yaitu, tingkat kematian (case fatality rate/CFR) mencapai satu persen dari jumlah kasus atau jumlah penderitanya melonjak hingga dua kali lipat pada kurun waktu yang sama dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
- Pertengahan Februari 2004: Sejak Nopember 2003 - Februari 2004, 140 pasien DBD dirawat di RS Sardjito, Yogyakarta, empat diantaranya meninggal dunia. Penderita DBD di Jakarta Utara meningkat 300 persen: total penderita DBD mencapai 201 orang, empat diantaranya meninggal dunia. (Jakarta Utara, pada 2002 mencatat 24 penderita DBD dengan korban meninggal satu orang, pada 2003 mencatat 59 penderita dengan korban meninggal dua orang).
- Sejak 1 Januari-5 Maret 2004 saja, jumlah kasus DBD yang dilaporkan dan telah ditangani sebanyak 26.015 kasus, dengan kematian mencapai 389 (CFR = 1,53 persen).

Kalau dicermati, disaat perhatian masyarakat tersedot euforia reformasi sehingga KLB DBD kurang diperhatikan, pada 1998 saja, jumlah penderita DBD mencapai 71.776 orang dengan kematian 2.441 jiwa (CFR = 3,4 persen). Sementara itu, jumlah korban penderita DBD 1999 sebanyak 21.134 orang, 2000 (33.443), 2001 (45.904), 2002 (40.377) dan 2003 (50.131). Tentu saja angka penderita dan kematian yang diakibatkan DBD 2004 signifikan dan bermakna. Dari 30 provinsi di Indonesia, 12 provinsi diantaranya ditetapkan sebagai KLB DBD: Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada 16 Februari 2004 lah, pemerintah pusat lewat Departemen Kesehatan menyatakan telah terjadi KLB DBD Nasional.

Lalu, apa yang dilakukan pemerintah pusat untuk menanggulangi KLB DBD itu? Beberapa hal yang dilakukan adalah (lihat juga “Tata Laksana DBD Dengue di Indonesia”: http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf dan “Petunjuk Upaya Perawatan Pasien DBD”: http://www.depkes.go.id/downloads/rawat_dbd.pdf):
1. Penyediaan dan peningkatan sarana pelayanan kesehatan di semua rumah sakit agar mampu memberikan pengobatan kasus-kasus DBD secara cepat dan tepat sehingga angka kematian dapat ditekan serendah-rendahnya. Sejak 20 Februari 2004, pemerintah pusat lewat Menteri Kesehatan mengeluarkan kebijakan untuk membebaskan biaya bagi penderita DBD yang tidak mampu untuk dirawat di kelas III rumah sakit (nomor: 143/Menkes/II/2004).
2. Melakukan pengasapan (fogging) di lokasi-lokasi yang tinggi prevalensinya agar penyebaran penyakit dapat segera dikendalikan lewat pemberantasan vektor nyamuk aedes aegypti dewasa bersama-sama masyarakat dan sektor swasta. Fogging dilakukan pada fokus-fokus penularan.
3. Menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) lewat 3M (menguras bak mandi, menutup tandon air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan). Di DKI Jakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah, PSN ini diintensifkan lewat Kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dengan merekrut Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
4. Melaksanakan Pertemuan Nasional Penanggulangan KLB DBD di Jakarta, pada 5 Maret 2004 yang dihadiri oleh Pejabat Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan dan Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota yang menghasilkan kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut:
1). Seluruh instansi pemerintah terkait di Pusat dan Daerah perlu mengambil langkah cepat dan tepat untuk meredam kepanikan masyarakat dengan:
a. Menginfektifkan pencegahan penyebaran kasus DBD dengan mengutamakan PSN secara serentak dan periodik lewat:
- Pemberdayaan masyarakat dengan mengaktifkan kembali (revitalisasi) Pokjanal DBD di desa, kelurahan, dan kecamatan dengan fokus pada pemberian penyuluhan kesehatan lingkungan dan pemeriksaan jentik berkala.
- Intensifikasi pengamatan (surveilans) penyakit DBD dan vektor yang didukung laboratorium memadai.
- Merekrut warga masyarakat sebagai Jumantik dengan fungsi utama memantau jentik, pemberantasan sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan.
- Meningkatkan peran media massa dalam penanggulangan KLB DBD.
b. Mengupayakan Pemanfaatan Sumber Pembiayaan dari Alokasi Dana Penanggulangan Darurat oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan KLB DBD.
c. Menyiapkan sumber daya bantuan dari pemerintah pusat lewat Departemen Kesehatan dalam penanggulangan KLB yang meliputi: bantuan teknis, logistik dan biaya operasional.
d. Melakukan kajian sero-epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue.
e. Mengupayakan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi dan Kabupaten/Kota yang mengatur pelaksanaan PSN secara berkala, serentak dan berkesinambungan, guna mengendalikan penyakit DBD agar tidak menjadi KLB atau wabah. Penyusunan Perda ini berdasarkan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.
2). Meningkatkan pelayanan tanggap darurat (emergency) dalam penanganan penderita KLB DBD dengan:
a. Menyiagakan sarana pelayanan kesehatan seperti: Puskesmas, rumah sakit, Palang Merah Indonesia dan laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta untuk mendukung kegiatan penanggulangan KLB DBD.
b. Manajemen sarana pelayanan kesehatan wajib memberikan pelayanan cepat dan tepat bagi tersangka penderita KLB DBD guna menekan angka kematian.

Ada yang ingin dicapai pemerintah pusat lewat Departemen Kesehatan dalam upaya penanggulangan KLB DBD kali ini, yaitu:
1. Penanggulangan KLB DBD ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan.
2. Penurunan insidens kasus DBD sebesar 90 persen dari waktu KLB DBD.
3. (CFR) < 1 persen.
4. Angka kasus 2004 kurang dari kasus 2003 (< 35.000).
5. Kasus pada 2005 kurang dari 10.000.

Selain itu, di beberapa kunjungan ke daerah KLB DBD, pemerintah pusat lewat Menteri Kesehatan tampak juga memberikan bantuan dana, seperti bantuan Rp. 500 juta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diterima Wakil Gubernur Ali Mufiz untuk menanggulangi KLB DBD di Jawa Tengah. Menteri Kesehatan juga menyerahkan bantuan obat, alat habis pakai, dua alat fogging, brosur dan leaflet DBD. “Bantuan itu untuk membiayai perawatan di rumah sakit bagi keluarga miskin yang menderita DBD, sehingga mereka tidak lagi memikirkan biaya perawatan dan angka kematian akibat DBD dapat ditekan,” kata Achmad Sujudi. Untuk itu, Menteri Kesehatan berharap Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota menanggung-renteng biaya perawatan penderita DBD.

Bersama-sama dengan Palang Merah Indonesia, Menteri Kesehatan juga sepakat untuk menanggulangi serangan DBD 2004.


Apa dan Bagaimana Mengatasi Demam Berdarah?
DBD adalah penyakit akut yang disebabkan infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus betina (lihat: "Siapa Aedes Aegypti Itu?") yang umumnya menyerang pada musim panas dan musim hujan. Virus itu menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat berupa demam dengue dan DBD dengue.

Virus dengue termasuk famili flaviviridae, yang berukuran kecil sekali (35-45 nm). Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam ini lewat dua mekanisme:
- Mekanisme pertama, tranmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Dimana virus dapat ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya, yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual.
- Mekanisme kedua, tranmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh makhluk ~Vertebrata~ dan sebaliknya. Yang dimaksud dengan makhluk vertebrata disini adalah manusia dan kelompok kera tertentu.

Nyamuk sendiri mendapatkan virus ini pada saat menggigit manusia (makhluk vertebrata) yang saat itu darahnya (viraemia) sedang mengandung virus dengue. Virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah diri atau berkembang biak), kemudian akan migrasi dan akhirnya sampai di kelenjar ludah.

Virus memasuki tubuh manusia lewat gigitan nyamuk yang menembus kulit. Empat hari kemudian virus akan mereplikasi dirinya secara cepat. Apabila jumlahnya sudah cukup, virus akan memasuki sirkulasi darah dan saat itulah manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas.

Tapi, reaksi tubuh manusia terhadap virus ini dapat berbeda. Perbedaan reaksi ini juga akan memanifestasikan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit. Bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue itu adalah:
- Terjadi netralisasi virus, disusul dengan mengendapnya bentuk netralisasi virus pada pembuluh darah kecil di kulit berupa gejala ruam (rash).
- Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan kualitas komponen-komponen beku darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.
- Terjadi kebocoran pada pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga perut berupa gejala ascites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura.
Jika tubuh manusia hanya memberi reaksi pertama dan kedua, orang itu akan menderita demam dengue. Sementara, jika ketiga reaksi terjadi, orang itu akan mengalami DBD dengue.

Jika demam dengue terjadi, gejala-gejala yang timbul adalah:
- Demam, yang timbul secara mendadak, tinggi (dapat mencapai 39-40 derajat celcius) dan dapat disertai dengan menggigil. Demam ini hanya berlangsung 5-7 hari. Saat demam berakhir, sering kali dalam bentuk turun mendadak (lysis), disertai dengan keringat banyak dan tubuh tampak loyo. Kadang-kadang, dikenal istilah demam biphasik, yaitu demam yang berlangsung selama beberapa hari, sempat turun ditengahnya menjadi normal, lalu naik lagi dan baru turun lagi saat penderita sembuh.
- Timbulnya gejala panas, akan segera disusul dengan timbulnya keluhan nyeri pada seluruh tubuh. Pada umumnya, yang dikeluhkan adalah nyeri otot, sendi, punggung dan bola mata yang semakin meningkat apabila digerakkan. Adanya gejala nyeri ini, masyarakat awam sering menyebutnya flu tulang. Setelah penderita sembuh, gejala-gejala nyeri pada seluruh tubuh juga akan hilang.
- Ruam, yang dapat timbul pada saat awal panas (berupa flushing: kemerahan pada daerah muka, leher dan dada). Ruam juga dapat timbul pada hari ke-4 sakit, berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak. Kadang-kadang ruam yang seperti campak ini hanya timbul pada daerah tangan atau kaki saja sehingga memberi bentuk spesifik seperti kaos tangan atau kaki.
- Pada infeksi virus dengue apalagi pada bentuk klinis DBD dengue selalu disertai dengan tanda perdarahan. Hanya saja tanda perdarahan ini tidak selalu didapat secara spontan oleh penderita. Bahkan pada sebagian besar penderita, tanda perdarahan ini muncul baru setelah dilakukan test tourniquet. Bentuk-bentuk perdarahan spontan yang dapat terjadi pada penderita demam dengue dapat berupa perdarahan kecil-kecil di kulit (petechiae), agak besar di kulit (echimosis), gusi, hidung dan kadang-kadang dapat terjadi perdarahan masif yang dapat berakhir dengan kematian. Pada anak-anak tertentu, jika menderita panas juga disertai dengan perdarahan hidung (epistaksis). Hal itu dikenal sebagai habitual epistaksis, sebagai akibat kelainan sementara dari komponen beku darah yang disebabkan oleh segala bentuk infeksi (tidak hanya oleh virus dengue). Ada juga pada penderita lainnya, jika minum obat disaat panas, akan disusul dengan terjadinya perdarahan hidung.

Pada DBD dengue, secara umum, empat gejala seperti yang terjadi pada demam dengue juga akan terjadi. Bedanya adalah adanya manifestasi gejala klinis sebagai akibat adanya reaksi ketiga tubuh manusia terhadap virus dengue: keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah keluar dan masuk ke dalam rongga perut dan rongga selaput paru. Jika ini tidak segera ditanggulangi, manifestasi gejala perdarahan menjadi sangat masif. Prakteknya, sering kali dokter terpaksa memberikan tranfusi darah dalam jumlah yang tidak terbayangkan. Yang perlu dicermati adalah kapan penderita DBD dengue mulai mengalami keluarnya plasma (cairan) darah dari dalam pembuluh darah. Biasanya, keluarnya plasma darah terjadi pada sakit hari ke-3 sampai ke-6. Gejalanya didahului dengan penurunan panas badan penderita secara mendadak (lysis), diikuti dengan tubuh yang tampak loyo, pada perabaan akan didapatkan ujung-ujung tangan atau kaki dingin dan nadi yang kecil dan cepat. Saat itulah sebenarnya kondisi kritis yang harus dicermati. Karena semakin lemah dan loyo-nya penderita, akan terlambat atau kurang optimal untuk diselamatkan.

Biasanya DBD akan menyerang orang-orang yang tinggal di daerah pinggiran, kumuh dan lembab serta anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Untuk mencegah serangan, tentunya adalah dengan membasmi nyamuk aedes yang menjadi media virus, dengan tidak menyediakan tempat perkembangbiakannya di tempat lembab dan berair. Untuk memberantas nyamuk itu, jentik-jentiknya atau sarang-sarangnya harus diberantas (PSN-DBD). Karena tempat berkembang-biaknya ada di rumah-rumah dan tempat-tempat umum, setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD, secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali. Selain itu, fogging dan memutuskan mata rantai pembiakan aedes aegypti lewat abatisasi juga harus dilakukan.

Bila seseorang terserang DBD, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah memberi minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak, seperti air susu, teh, air bening, oralit atau air minum lainnya. Sementara itu, si penderita dapat dikompres dengan air dingin atau es dan diberi obat penurun panah seperti parasetamol. Selanjutnya, si penderita harus segera dibawa ke dokter. Sebenarnya, belum ada vaksin yang dapat menyembuhkan DBD secara langsung. Untuk itulah, pengobatan media (lihat boks “Tradisionalpun Bisa Melawan DBD”) dilakukan adalah untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan, mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan shock atau preshock dengan mengusahakan penderita agar banyak minum, bila perlu diberi cairan lewat infus.


"Tradisionalpun Bisa Melawan DBD"
Cara tradisional juga bisa dilakukan sebagai pertolongan terhadap penderita DBD, seperti diantaranya dengan memberikan:
- Jambu biji atau jambu klutuk secukupnya + 10 gram kunyit + 10 gram temu lawak, dijus, diminum.
- 30 gram daun dewa segar + 30 gram sambiloto segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
- Bubuk kunyit + bubuk temu lawak + bubuk sambiloto masing-masing 5 gram diseduh dengan air mendidih secukupnya + madu secukupnya, diminum hangat-hangat.
- 30 gram kerikan kayu secang direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring + madu secukupnya, diminum.
- Konsumsi angco atau oco setiap hari, dapat juga mengkonsumsi kie cie dan kiam boi/sun boi.

Sementara itu, agar terhindar dari gigitan nyamuk dapat memanfaatkan: 10 gram temu hitam + 10 gram kunyit + 10 gram temu lawak + 10 gram sambiloto direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring + madu secukupnya, diminum.

Penderita DBD dapat mengalami gangguan pada trombosit atau butiran darah merahnya menurun yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan terjadi pendarahan. Untuk mengatasi itu dapat memanfaatkan: 30 gram sambiloto segar + 30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring dan diminum.

Bagi mereka yang terserang DBD akan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Untuk mengembalikan daya tahan tubuh secara cepat dan efektif dapat memanfaatkan:
- 30 gram umbi daun dewa (thien chi) dijadikan bubuk, ambil 10 gram bubuk tersebut dan seduh dengan 200 cc air mendidih, diminum hangat-hangat. Lakukan sehari 3 kali.
- 30 gram daun dewa segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum.
- Konsumsi angco atau oco dan kie cie.

Untuk penderita DBD yang disertai pendarahan, dapat menggunakan:
- 200 gram akar teratai segar dijus, diminum atau dibuat masakan sop atau sesuai selera.
- 60 gram akar alang-alang segar + 10 butir angco direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, diminum, angconya dimakan.

Sementara itu, untuk menambah nafsu makan penderita DBD dapat menggunakan:
- 1 – 3 buah kiam boi/sun boi diseduh dengan 200 cc air + madu secukupnya, diminum.
- 15 gram asam jawa segar + 15 gram kencur segar + gula jawa secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum.
Catatan: Proses merebus disarankan untuk menggunakan panci enamel atau periuk tanah.


Siapa Aedes Aegypti itu?
Nyamuk aedes aegypti mempunyai badan kecil, berwarna hitam dengan bintik-bintik putih. Hidup di dalam dan di sekitar rumah, nyamuk ini bersarang dan bertelur di genangan air jernih, bukan di got atau selokan kotor. Bahkan, nyamuk ini sangat menyukai bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lainnya. Kebiasaan lainnya adalah suka hinggap pada pakaian yang bergantungan di kamar dan menggigit atau menghisap darah pada siang hari.

Dalam hidupnya, nyamuk ini mempunyai perilaku: mencari darah, istirahat dan berkembang-biak. Di saat setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur. Untuk itulah, nyamuk betina akan menghisap darah manusia setiap 2–3 hari sekali, selama pagi sampai sore hari pada waktu-waktu tertentu seperti pukul 08.00–12.00 dan 15.00–17.00. Untuk mendapatkan cukup darah, nyamuk betina sering menggigigt lebih dari satu orang. Nyamuk betina yang biasanya mencapai umur satu bulan ini mempunyai jarak terbang sekitar seratus meter.

Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina memerlukan istirahat 2–3 hari untuk mematangkan telur. Tempat istirahat yang disukainya adalah tempat-tempat lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, WC, baju yang digantung di dalam rumah, kelambu, tirai, tanaman hias di luar rumah.

Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih, seperti tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari: bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara (tower air) yang tidak tertutup, sumur gali. Selain itu, wadah berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, vas bunga, pot bunga, ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air, kaleng, botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air walau dengan volume kecil, juga menjadi tempat kesukaannya. Telur akan diletakkan dan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas permukaan air. Setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 milimeter perbutir. Di tempat kering (tanpa air), telur dapat bertahan sampai enam bulan. Telur akan menetas menjadi jentik setelah sekitar dua hari terendam air. Setelah 6-8 hari, jentik nyamuk akan tumbuh menjadi pupa nyamuk. Pupa nyamuk yang masih dapat aktif bergerak di dalam air tanpa makan, itu akan memunculkan nyamuk aedes aegypti baru setelah 1–2 hari.

Kalau dilihat dari siklusnya, nyamuk ini mempunyai fase menjadi telur, jentik, pupa dan nyamuk dewasa. Telur nyamuk ini tidak berpelampung, sehingga satu per satu akan menempel ke dinding. Jentik, berbentuk sifon dengan satu kumpulan rambut yang saat istirahatnya akan membentuk sudut dengan permukaan air. Pupa yang berbentuk terompet panjang dan ramping, sebagian kecil tubuhnya kontak dengan permukaan air. Nyamuk dewasa dengan panjang 3–4 milimeter, mempuyai bintik hitam dan putih pada badan dan kepala serta ring putih di kakinya.

Sumber : http://www.tempointeraktif.com