Sunday, December 18, 2016

Bangsa Kasihan - Kahlil Gibran



Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yg tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yg tidak ia panen, dan meminum susu yg ia tidak memerasnya.

Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun.

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di reruntuhan, dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan.

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru. 

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan, namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi.

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu, dan orang kuatnya masih dalam gendongan.

Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa.

Kasihan bangsa Alamnya yg indah, Sawahnya hijau sepanjang masa, Tapi banyak penjahat dan orang bodoh, Dijadikan pemimpin Negara

Kasihan bangsa Hasil laut, tambang dan hutannya Seperti sorga di dunia Tapi banyak rakyatnya menderita, Karena kejujuran dan keadilan telah sirna

Kasihan bangsa Tempat-tempat ibadahnya penuh Puja dan puji selalu menggema, Tapi para pencuri tertawa-tawa Karena mereka bebas semaunya..

~ Khalil wrote this early in the 1900s (published in 1933 in The Garden of the Prophet) ~

No comments:

Post a Comment