Proxy, mudahnya, artinya adalah 'perwakilan'. Proxy war artinya peperangan yang diwakilkan, atau mudahnya: peperangan yang memanfaatkan pihak lain.
Pihak yang berkepentingan terhadap perang itu sendiri tak terjun langsung dalam medan peperangan; hanya mengendalikan dari jauh. Begitu garis besarnya.
Pihak pengendali tak mau publik mengetahui identitasnya sebagai pelaku perang sebenarnya. Sebaliknya, pihak yang dimanfaatkan juga umumnya tak tahu bahwa mereka hanya dummy, puppet, wayang, boneka, bidak catur.
Proxy War menjadi metode mutakhir karena memiliki kelebihan dalam hal efisiensi dan efektifitas. Misal: negara pelaku perang namanya tetap bersih. Pasukan tidak banyak korban, karena menggunakan tenaga lain.
Pelaku ingin namanya tetap bersih karena penting bagi reputasi di dunia ekonomi dan politik. Negara yang terlihat jahat tentunya akan menimbulkan resistensi dalam pergaulan Ekonopolitik.
Mereka juga tak harus mengorbankan nyawa pasukannya. Nyawa pihak lain lebih mudah dan kadang lebih murah. Politik yang digunakan adalah propaganda.
Penghematan lainnya adalah dari biaya transportasi dan akomodasi. Mereka tak harus mengekspor tentaranya, mengangkutnya dengan pesawat canggih, dan membuat markas dan seluruh fasilitasnya bagi pekerja asing yang biayanya lebih tinggi daripada biaya akomodasi orang lokal.
Singkat kata, metode ini menawarkan banyak kemanfaatan dibanding perang yang dilakoni sendiri. Pelaku perang juga tak harus mengotori tanah sendiri dengan darah dan asap mesiu seperti perang zaman dulu yang saling balas berbalas memerangi dengan datang langsung ke negara yang ditarget.
Perang inilah yang tengah direncanakan untuk terjadi di Indonesia. Pelakunya sendiri tak terlihat, invisible hands. Yang jadi korban demi kepentingan mereka adalah rakyat kita.
Mereka perang menggunakan darah kita, keringat kita, amarah kita, nyawa kita, tanah kita, ruang kita, waktu kita, senjata kita, dan kenaifan kita.
No comments:
Post a Comment